Rabu, 22 Desember 2010

Ibu, setiap manusia terlahir darinya. Besar kemungkinan, seseorang yang paling dekat dengan diri kita adalah ibu.
Tidak hanya melahirkan, ibu memiliki andil besar dalam membesarkan dan mendewasakan kita. Tidak berlebihan, jika banyak puisi ibu dibuat untuk mengungkapkan kasih seorang ibu.


 IBU

ada kala aku mengenang ibu
masih terasa eratnya pelukanmu
panas air mata membasahi pipi
tempatmu masih terpahat di hati
pasir pindah pantai masih di situ
waktu berubah kasihku masih padamu.

Kesudahan hidup kematian yang pasti
pemergian yang kutangisi hingga kini
kasih sayangmu menggegar jiwa
ada tugas belum selesai
ada hajat belum tertunai
ada budi belum dibalas
bagai hutang yang belum dilunasi
terlalu banyak yang kuterima
terlalu sedikit yang sempat kuberi
kesalku kemewahan ini tak dapat dibagi.

Nostalgia bersamamu kubiarkan segar
suka duka ingin kulalui bersama
kau cemas membalut lukaku di lutut
terseliuh kaki kau yang mengurut
rajukku sekejap pandai kaumemujuk
kasihmu menemaniku di saatku dicabar
memilih antara antah dan beras
antara berlian dan kaca
zamrud mutiara di telapak tangan
masih ibu permata hatiku

Ada banyak hikmah yang bisa kita dapatkan dari puisi ibu diatas. Kita diajak untuk menghargai dan menghormati kedudukan seorang ibu. Betapapun kita merasa telah berbuat baik untuk ibu, namun sesungguhnya jasa ibu tidak akan pernah tergantikan.
Begitupun ketika kita ditakdirkan untuk menjadi ibu, kita berharap bisa menciptakan generasi yang berguna untuk nusa, bangsa, dan agama.